CAKUPAN ASI EKSKLUSIF SERTA FAKTOR DETERMINANNYA (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Ngaliyan Kota Semarang)

Dewi Sari Rochmayani, Indah Sulistyowati

Abstract


ASI eksklusif terbukti secara signifikan dapat menurunkan risiko terjadinya masalah gizi, baik gizi kurang maupun gizi lebih. Bahkan telah terbukti bahwa ASI ekslusif mempunyai efek kesehatan yang bersifat “long term effect”.  Namun sayangnya, cakupan ASI Ekslusif belumlah sesuai dengan harapan. Secara nasional cakupan ASI Ekslusif baru mencapai 60%. Studi pendahuluan terhadap bidan praktik swasta di wilayah kerja Puskesmas Ngaliyan Kota Semarang tahun 2008 menunjukkan cakupan ASI Eksklusif baru mencapai 46 %.

Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional. Sebagai populasi sasaran  adalah seluruh bayi yang dilahirkan di seluruh bidan praktek swasta di wilayah kerja puskesmas Ngaliyan Kota Semarang. Sampel diambil sejumlah 45 bayi. Data primer diperoleh melalui wawancara. Adapun data sekunder diperoleh melalui review dokumen yang terkait dengan variabel penelitian. Adapun instrumen penelitian berupa kuesioner.  Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari beberapa variabel yang diteliti. Analisis bivariat dilakukan untuk menguji hubungan antara variabel bebas dan terikat.

Hasil penelitian menunjukkan praktek pemberian ASI secara ekslusif berhubungan dengan  variabel pengetahuan ibu tentang ASI (p=0,001), sikap ibu terhadap pemberian ASI (p=0,002), pekerjaan ibu (p=0,003), dan penyuluhan tentang ASI (p=0,002). Adapun variabel yang tidak berhubungan dengan praktek pemberian ASI ekslusif adalah tingkat pendidikan ibu (p=0,502), dukungan suami ibu (p=0,197), dan iklan susu formula  (p=1) .

Mengingat adanya faktor predisposing yang terbukti berkaitan dengan praktik pemberian ASI ekslusif, yaitu pengetahuan dan sikap ibu, maka disarankan agar upaya komunikasi dan edukasi (KIE) gizi tentang ASI lebih ditingkatkan untuk memperbaiki pengetahuan dan sikap ibu tentang ASI eklsusif. Selanjutnya agar KIE dapat berjalan dengan baik, maka disarankan  agar petugas kesehatan termasuk kader lebih berperan aktif sejak ibu memeriksakan kehamilannya sampai bayi lahir untuk mendukung ibu memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.

 

Kata Kunci  : ASI eksklusif, faktor determinan


Full Text:

Untitled


DOI: https://doi.org/10.33666/jitk.v1i2.25

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




  
 Published by : Widya Husada Semarang University | ISSN : 2086-8510 (Print) | ISSN : 2655-5875 (Online)
  

INDEXED BY
 
MAP LOCATION