EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) OLEH BIDAN DI KABUPATEN BATANG
Abstract
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sampai saat ini masih tinggi, dan ini merupakan suatu masalah kesehatan yang sampai saat ini belum dapat diatasi secara tuntas, berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)2009 AKI di Indonesia adalah 227 per 100.000 Kelahiran Hidup. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah tahun 2011 AKI di Jawa Tengah adalah 116,01 per 100.000 Kelahiran Hidup.
Angka Kematian Ibu di Kabupaten Batang tiga tahun terakhir terus meningkat, angkanya masih berada diatas rata rata Jawa Tengah dan target MDG,s. Kematian ibu biasanya terjadi karena tidak mempunyai akses kepelayanan kesehatan ibu yang berkualitas terutama pelayanan kegawat daruratan tepat waktu. Persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan baru mencapai 55,4%. Keadaan seperti ini banyak terjadi disebabkan kendala biaya sehingga diperlukan upaya pemerintah berupa program Jampersal . di Kabupaten Batang program Jampersal program jampersal dimulai sejak tahun 2011, bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan Jampersal. Namun sebagai program yang masih baru, pelaksanaan Jampersal tidak lepas dari berbagai kekurangan yang perlu dibenahi. Sehingga diperlukan evaluasi pelaksanaan program Jaminan Persalinan (Jampersal) oleh bidan di Kabupaten Batang
Tujuan penelitian ini adalah agar hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan evaluasi program dan referensi dalam pengambilan keputusan untuk penyempurnaan pelaksanaan program jampersal di Dinas Kesehatan Kabupaten Batang. Target khusus dari penelitian ini adalah didapatkanya gambaran motivasi bidan dalam melaksanakan program jampersal, pelayanan jampersal yang idberikan oelh bidan dan cakupan pelayanan jampersal oleh bidan di Kabupaten Batang.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam . Subyek penelitian adalah sebanyak 24 orang yang diambil secara purposive. Informan utama adalah bidan dan informan triangulasi kepala seksi KIA, Kepala Puskesmas, Bidan Koordinator dan ibu yang mendapatkan pelayanan jampersal . Data diolah dengan content anaysis. Motivasi bidan dari faktor internal : karena membantu proses persalinan ibu, menolong agar ibu bersalin kefasilitas kesehatan, faktor eksternal karena program pemerintah dan sudah ditugaskan agar bidan melaksanakan program jampersal, meningkatkan cakupan KIA dan menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Pelayanan jampersal yang diberikan oleh bidan adalah periksa kehamilan 4 kali, persalinan, rujukan kadang tidk mengurus klaim, nifas 2 -3 kali, pelayanan KB susah dilaksanakan karena harus nunggu 40 hari, sedangkan ibu nifas belum selapan belum boleh keluar rumah. Cakupan pelayanan KIA dengan program jampersal meningkat semua, yang tidak meningkat disebabkan karena ibu pindah wilayah, dan mutasi bidan sehingga tidak ada serah terima dari bidan lama. Saran kepada bidan agar memberikan informasi program jampersal kepada ibu hamil dan keluarga dan menjelaskan apa saja yang didapatkan agar masyarakat tidak menganngap gratis tetapi masih ada pengutan.
Kata Kunci : Evaluasi, Jampersal, Bidan
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sampai saat ini masih tinggi, dan ini merupakan suatu masalah kesehatan yang sampai saat ini belum dapat diatasi secara tuntas, berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)2009 AKI di Indonesia adalah 227 per 100.000 Kelahiran Hidup. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah tahun 2011 AKI di Jawa Tengah adalah 116,01 per 100.000 Kelahiran Hidup.
Angka Kematian Ibu di Kabupaten Batang tiga tahun terakhir terus meningkat, angkanya masih berada diatas rata rata Jawa Tengah dan target MDG,s. Kematian ibu biasanya terjadi karena tidak mempunyai akses kepelayanan kesehatan ibu yang berkualitas terutama pelayanan kegawat daruratan tepat waktu. Persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan baru mencapai 55,4%. Keadaan seperti ini banyak terjadi disebabkan kendala biaya sehingga diperlukan upaya pemerintah berupa program Jampersal . di Kabupaten Batang program Jampersal program jampersal dimulai sejak tahun 2011, bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan Jampersal. Namun sebagai program yang masih baru, pelaksanaan Jampersal tidak lepas dari berbagai kekurangan yang perlu dibenahi. Sehingga diperlukan evaluasi pelaksanaan program Jaminan Persalinan (Jampersal) oleh bidan di Kabupaten Batang
Tujuan penelitian ini adalah agar hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan evaluasi program dan referensi dalam pengambilan keputusan untuk penyempurnaan pelaksanaan program jampersal di Dinas Kesehatan Kabupaten Batang. Target khusus dari penelitian ini adalah didapatkanya gambaran motivasi bidan dalam melaksanakan program jampersal, pelayanan jampersal yang idberikan oelh bidan dan cakupan pelayanan jampersal oleh bidan di Kabupaten Batang.
ISSN 20868510
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam . Subyek penelitian adalah sebanyak 24 orang yang diambil secara purposive. Informan utama adalah bidan dan informan triangulasi kepala seksi KIA, Kepala Puskesmas, Bidan Koordinator dan ibu yang mendapatkan pelayanan jampersal . Data diolah dengan content anaysis. Motivasi bidan dari faktor internal : karena membantu proses persalinan ibu, menolong agar ibu bersalin kefasilitas kesehatan, faktor eksternal karena program pemerintah dan sudah ditugaskan agar bidan melaksanakan program jampersal, meningkatkan cakupan KIA dan menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Pelayanan jampersal yang diberikan oleh bidan adalah periksa kehamilan 4 kali, persalinan, rujukan kadang tidk mengurus klaim, nifas 2 -3 kali, pelayanan KB susah dilaksanakan karena harus nunggu 40 hari, sedangkan ibu nifas belum selapan belum boleh keluar rumah. Cakupan pelayanan KIA dengan program jampersal meningkat semua, yang tidak meningkat disebabkan karena ibu pindah wilayah, dan mutasi bidan sehingga tidak ada serah terima dari bidan lama. Saran kepada bidan agar memberikan informasi program jampersal kepada ibu hamil dan keluarga dan menjelaskan apa saja yang didapatkan agar masyarakat tidak menganngap gratis tetapi masih ada pengutan.
Kata Kunci : Evaluasi, Jampersal, BidanFull Text:
PDFReferences
(1) Dinas Kesehatan Propinsi. 2009. Profil Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. Semarang: Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah.
(2) Dinas Kesehatan Propinsi. 2011. Profil Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. Semarang: Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah.
(3) Dun, William. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogjakarta: Gajah Mada University.
(4) Gibson, dkk., editor Agus Dharma. 1997. Organisasi Perilaku Struktur Proses. Jakarta: Erlangga.
(5) Kepmenkes RI. 2011.Riskedas Tahun 2011, Jakarta: Kemenkes RI.
(6) Kemenkes RI. 2011. Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor 2562/menkes/per/xii/2011tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan. Jakarta: Kemenkes RI.
(7) Mahsun. 2006. Pengukuran Kinerja Sector Public. Yogyakarta: BPFE.
(8) Mandasari Evariana. 2012. Analisis Perbandingan Pelaksanaan Jaminan Persalinan (Jampersal) pada Bidan Praktik Swasta (BPS) di Wilayah Puskesmas Kota Semarang dengan Petunjuk Teknis (Juknis) Jampersal tahun 2012. Semarang: UNDIP.
(9) Rahmah Miftahuljannati. 2013. Motivasi Bidan Praktik Swasta dalam Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Jaminan Persalinan di Kota Semarang. Semarang: UNDIP.
(10) Supriyanto. 2003. Perencanaan dan Evaluasi Administrasi Kesehatan Masyarakat. Surabaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
(11) Sutrisno. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.
(12) Wahab, S.A. 2008. Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Malang: UPT Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang.
DOI: https://doi.org/10.33666/jitk.v5i2.96
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Published by : Widya Husada Semarang University | ISSN : 2086-8510 (Print) | ISSN : 2655-5875 (Online) | |
INDEXED BY | |||
MAP LOCATION | |||