PENYULUHAN TENTANG DIABETES MILITUS DAN SENAM DIABETES MILITUS DI RW IV KELURAHAN WONOPLUMBON, KECAMATAN MIJEN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MIJEN SEMARANG
Abstract
Masyarakat banyak yang tidak paham tentang tanda dan gejala Diabetes Militus, menganggap penyakit orang tua, sebagian besar menderita Diabetes tipe 2 yang disebabkan faktor keturunan. Terdapat 40% penderita Diabetes Militus yang menyadari sepenuhnya tentang pentingnya olahraga dan melakukan aktifitas senam dengan teratur. Senam diabetes yang efektif dapat menurunkan kadar gula darah dan memperlancar peredaran darah perifer. Senam direkomendasikan dilakukan dengan intensitas sedang, durasi 30 menit dengan frekuensi 3-5 kali per-minggu dan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut tidak melakukan senam. Senam diabetes militus yaitu gerakan menyenangkan dan tidak membosankan serta dapat diikuti oleh semua umur. Kebanyakan penderita tidak pernah melakukan senam diabetes ataupun kegiatan fisik lain. Mereka lebih berfokus pada penggunaan obat oral dan insulin, sedangkan diit dan latihan jasmani mereka lakukan jika kondisi gula darah mereka meningkat dan setelah keluar dari rumah sakit karena anjuran dokter untuk mengatur diit dan latihan jasmani, jika mereka merasa sudah membaik, maka diit dan jasmani tidak dilakukan lagi.
Kata kunci : penyuluhan, diabetes militus, senam.
Many people do not understand clearly about the sign and the symptom of Diabetes Militus, they consider it as a disease of only elderly people. Most of them suffer from Diabetes Militus type 2 which is caused by heritage factor. There are 40 percents of them who understand clearly about the importance of doing sport and gymnastics regularly. The effective Diabetes gymnastics can decrease the level of blood sugar and smoothen the perifer blood circulation. This gymnastics is recommended to do with a medium intensity, 30 minutes per session with the frequency of 3-5 times per week and not more than 2 days serially without doing it. This Diabetes Militus gymnastics is a fun movement and will not make people feel bored. Besides, people of all ages can do it easily. Most people who suffer from Diabetes Militus never do this gymnastics or other physical activities. They focus more on the use of medicine and insulin. Meanwhile, they just arrange their dietary program and do exercise when the level of blood sugar has already increased. They do it merely just because it is the doctor’s advice right after they leave the hospital. When they are getting better, they will not arrange their dietary program nor do exercise anymore.
Keywords : Counseling, Diabetes Militus, Gymanstic
Full Text:
PDFReferences
Darmowidjojo, Budiman. 2007. Hidup Sehat Dengan Diabetes. Cetakan 2. Balai Penerbit FKUI : Jakarta
Waspadji, S. (2007). Diabetes Melitus: Mekanisme dasar dan pengelolaannya yang rasional. Dalam Penatalaksanaan Diabetes Mellitus terpadu. Jakarta.: Balai Penerbit FKUI.
Maulana Sumarni. 2008. Mengenal Diabetes Melitus. Cetakan I. Kata Hati : Yogyakarta.
Santoso Mardi. 2010. Senam Diabetes Indonesia Seri 5. Yayasan Diabetes Indonesia : Jakarta.
Saraswati Sylvia. 2009. Diet Sehat untuk Penyakit Asam Urat, Diabetes, hipertensi, stroke. Cetakan I. A+Plus Books : Yogyakarta.
Widianti Tri Anggriyana. 2010. Senam Kesehatan. Cetakan I. Nuha Medika : Yogyakarta
DOI: https://doi.org/10.33666/jitk.v9i1.60
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Published by : Widya Husada Semarang University | ISSN : 2086-8510 (Print) | ISSN : 2655-5875 (Online) | |
INDEXED BY | |||
MAP LOCATION | |||