Penggunaan Nasogatric Tube Berhubungan dengan Terjadinya Pneumonia

Meriyanti Meriyanti, Nana Rohana, Windyastuti Windyastuti

Abstract


Penggunaan Nasogatric Tube merupakan salah satu faktor terjadinya pneumonia. Pneumonia merupakan proses inflamasi pada parenkim paru yang biasanya berhubungan dengan peningkatan cairan alveolar dan interstisial. Pneumonia adalah infeksi nosokomial tertinggi ke dua angka kejadiannya. Komplikasi penggunaan nasogatric tube dapat mengakibatkan pneumonia aspirasi. Penelitian kuantitatif dengan jenis observasional analitik dan menggunakan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel dengan tekhnik consecutive sampling  dengan jumlah sampel sebanyak 17 responden. Responden yang diambil adalah responden yang menggunakan NGT >48 jam. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Analisis ini menggunakan uji statistik Fisher Exact. Ditemukan kejadian pneumonia sebanyak 13 orang (76,5%). Berdasarkan uji statistik fisher exact didapatkan hasil p value 0,022 < α= 0,05.dan OR = 0,028. Ada hubungan penggunaan nasogatric tube dengan terjadinya pneumonia.

 

Kata kunci: penggunaan nasogatric tube, terjadinya pneumonia

 

USE OF NASOGASTRIC TUBE IS RELATED TO PNEUMONIA

 

ABSTRACT

Nasogatric Tube is one of the factors of the occurance of pneumonia. Pneumonia is an inflammatory process in the pulmonary parenchyma that is usually associated with elevated alveolar and interstitial fluids. Pneumonia is the highest nosocomial infection in both cases. Complication of using nasogatric tube lead aspiration pneumonia. The purpose of this study was to determine the relationship of nasogatric tube use with the incidence of pneumonia in ICU RSUD. Dr. Adhyatma, MPH Semarang. a quantitative study was applied an analytic observational study using cross sectional design. The sample method used was a consecutive sampling technique gain of 17 respondents. Respondents were respondents who used NGT >48 hours. Taking data with observation sheets. This analysis uses Fisher Exact statistic test. The incidence of pneumonia was 13 people (76,5%). Based on statistical test shows that there is relationship of nasogatric tube usage with the incidence of pneumonia in ICU RSUD. DR. Adhyatma, MPH Semarang, with p value 0,022 <α = 0,05 and OR = 0,028. Ho is rejected Ha accepted, it’s means there is relationship use nasogatric tube with the incidence of pneumonia.

 

Keywords: nasogatric tube, pneumonia incidence


Full Text:

PDF

References


Basford, L. 2006. Teori&Praktik Keperawatan: Pendekatan Integral Pada Asuhan Pasien. Jakarta: EGC.

Dahlan, Z. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV Jilid III. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas indonesia

Gozali, A. 2010. Hubungan Antara Status Gizi dengan Klasifikasi Pneumonia Pada Balita Di Puskesmas Gilingan Kec. Banjarsari Surakarta. Solo: Universitas Sebelas Maret.

Kardi, 2015. Analisis Faktor Resiko Terjadinya Pneumonia Nosokomial di RSUP. DR. Sardjito. Yogyakarta: STIKES Aisyiyah.

Lippincott & Wilkins. 2011.Kapita Selekta Penyakit: dengan implikasi keperawatan edisi 2. Jakarta: EGC.

Lippincot & Wilkins. 2012. Teks Atlas kedokteran Greenberg jilid 1 dan 3. Penerbit: Erlangga.

Mamun, K. 2010.Role of nasogastric tube in preventing aspiration pneumonia in patients with dysphagia. Singapore

Maryam, R.,S. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.

Melati, D. 2013. Lama Rawat Inap dan Penggunaan Antibiotik sebagai Faktor Resiko Pneumonia Nosokomial Pada Anak di RSUP. Sanglah. Bali: Universitas Udayana.

Mutaqqin, A. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika.

Mutmainatul, S. 2013. Penggunaan Nasogatric Tube (NGT) sebagai Faktor Resiko Terjadinya Pneumonia Nosokomial di RSUP. Dr.Sardjito Sleman. Yogyakarta: UGM.

Nenggala, A, dkk. 2007. Pendidikan jasmani, Olahraga dan Kesehatan ed. 1. Bandung: Grafindo Media Pratama

Nurachmah, E., dkk. 2007. Buku Saku Prosedur Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Profil Kesehatan Jawa Tengah. 2014. Prevalensi Pneumonia.

Rakhman, A., dkk. 2014. Buku Panduan Praktek Laboratorium Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan II. Yogyakarta: Deepublish.

Riyadi, S. 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ristiyanto, R. 2015. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Formal dan Pengetahuan Orang Tua Tentang ISPA Pada Balita Di Puskesmas Gatak. Solo: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Santoso, B. 2015. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Pneumonia Pada Pasien Di Intensiv Care Unit (ICU) Rumah Sakit Islam Surakarta. UMS.

Smeltzer, S. 2013.Keperawatan Medikal Bedah edisi 12. Jakarta: EGC.




DOI: https://doi.org/10.33666/jners.v4i1.296

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


e-ISSN 2721-9860

p-ISSN 2356-3060


STIKES Widya Husada Semarang

Jl. Subali Raya No. 12, Krapyak SEMARANG, Jawa Tengah
» Tel / fax : (024) 761 2988 / (024) 761 2988 ; 761 2944

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.