STUDI FENOMENOLOGI PELAKSANAANPROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION OF HIV/AIDS (PMTCT)
Abstract
Kecenderungan infeksi HIV pada perempuan dan anak meningkat oleh karenanya diperlukan berbagai upaya untuk mencegah infeksi HIV pada perempuan, serta mencegah penularan HIV dari ibu hamil ke bayi yaitu PMTCT (Preventian of Mother to Child HIV Transmission). Tujuan dari PMTCT adalah sebagai tindakan pencegahan penularan HIV pada perempuan usia produktif, pencegahan terhadap kehamilan yang tidak direncanakan pada ibu terinfeksi HIV, pencegahan transmisi HIV dari ibu ke bayi yang dikandungnya, perawatan dan dukungan serta pengobatan bagi ibu dan anak serta keluarga yang terinfeksi HIV. Fokus penelitian ini adalah pelaksanaan PMTCT. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan indept interview dan pendekatan fenomenologi. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 4 konselor PMTCT HIV di Rumah Sakit Kota Sorong. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi pelaksanaan PMTCT adalah pengetahuan konselor, kualitas konselor, faktor pendukung, pelaksanaan tahapan PMTCT, hambatan pelaksanaan PMTCT. Hambatan dalam pelaksanaan PMTCT di Rumah Sakit Kota Sorong ada 5 yaitu faktor dari konselor, faktor dari klien, faktor dari keluarga, faktor dari masyarakat dan faktor dari fasilitas pelayanan. Faktor dari konselor antara lain : ketenagaan konselor kurang, konsulan tidak tepat waktu. Faktor dari klien : tingkat pengetahuan klien mempengaruhi pemahaman klien tentang HIV/AIDS sebelumnya, kondisi klinis klien. Faktor dari keluarga : keluarga tidak bisa menerima keadaan klien, pengetahuan keluarga tentang cara pencegahan penularan yang minim sehingga keluarga tidak care sebagai pendamping minum obat klien. Faktor dari masyarakat : stigma dan diskriminasi masyarakat masih tinggi, pemahaman masyarakat yang kurang mengenai HIV/AIDS. Faktor fasilitas pelayanan PMTCT : promosi PMTCT yang masih kurang, diruang rawat inap tidak ada tempat khusus untuk konseling, sistem rujukan yang belum berjalan dengan baik dimana tidak ada regulasi khusus terkait PMTCT kecuali Pedoman Nasional PMTCT yang dikeluarkan oleh Kemenkes. Pelaksanaan PMTCT di RSUD Kota Sorong sudah baik dan pelayanan PMTCT perlu ditingkatkan sehingga lebih berkualitas terutama untuk penambahan jumlah konselor PMTCTdan penambahan sarana prasarana yang dibutuhkan terutama ruang khusus konseling dan laboratorium.
Kata Kunci : Pelaksanaan Pelayanan PMTCT
The tendency of HIV infection on women and children is increasing, therefore various efforts are needed to prevent HIV infection on women, as well as to prevent HIV transmission from pregnant women to babies, namely PMTCT(Preventian of Mother to Child HIV Transmission). The aim of PMTCT is to prevent HIV transmission on women of childbearing age, prevention of unplanned pregnancies in HIV-infected mothers, prevention of HIV transmission from mothers to their babies, their care and their support and also their treatment for mothers and children and also infected families with HIV.The focus of this research is the implementation of PMTCT. This study used a qualitative method with indept interview and phenomenology approach. The sampling technique used purposive sampling with a sample of 4 HIV PMTCT counselors in Sorong City Hospital.The results of this study indicate that the factors that influence the implementation of PMTCT are the counselor's knowledge, the quality of the counselor, the supporting factors, the implementation of the PMTCT stage, the obstaclesof the implementation of PMTCT.There are 5 obstacles in the implementation of PMTCT in Sorong City Hospital, namely factors from counselors, clients, family, community and service facilities. The factors fromcounselor: The counselor's workforce is lacking, the counseling mistimes. Factors from clients: the level of client knowledge affects the client's understanding of HIV / AIDS beforehand, the client's clinical condition.Factors from the family: the family cannot accept the client's condition, family knowledge how to prevent transmission is minimal so that the family does not care as a companion to take client medication. Factors from the community: community stigma and discrimination are still high, public understanding of HIV / AIDS is lacking. PMTCT service facility factors: lack of PMTCT promotion, in out patient room there is no special place for counseling, referral system that has not run well because there are no specific regulations related to PMTCT except National PMTCT Guidelines issued by the Ministry of Health.The implementation of PMTCT in Sorong City Hospital has been well and PMTCT services need to be improved so that it is of higher quality, especially for the increase in the number of PMTCT counselors and the addition of needed infrastructure, especially special counseling and laboratory rooms.Full Text:
PDFReferences
Kemenkes RI.2017.Laporan Perkembangan HIV/AIDS & Infeksi Menular Seksual (IMS) Triwulan IV Tahun 2017http://www.kemenkes.go.id.Diakses pada tanggal 3 November 2018
Kemenkes RI.2005.Pedoman Pelayanan Konseling dan Testing HIV/AIDS Secara Sukarela. http://www.kemenkes.go.id. Diakses pada tanggal 5 November 2018
Depkes RI.2008.Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi .http://www.kemenkes.go.id.Diakses pada tanggal 5 November 2018
Kemenkes RI. 2015. Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak.http://www.kemenkes.go.id.Diakses pada tanggal 15 Januari 2019
Departemen Sosial. Buku pedoman peserta pelatihan Manajemen Kasus HIV/AIDS. Jakarta. Yayasan Layak. 2008.
Nasronudin (2007). Konseling, Perawatan, Dukungan dan Pengobatan ODHA. Surabaya; Airlangga University Press. 2007.
Najomi, M., Anbary, K., Ranjbar, M. Health – Related Quality of Life in Patients with HIV/AIDS. Archives of Iranian Medicine. Vol. 11. Number. 6. Diakses pada tanggal 20 maret 2019.
Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi HIV & Terapi Antiretroviral pada orang dewasa &remaja, Jakarta; Kementrian kesehatan RI, 2012.
Nursalam. Asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi HIV/AIDS. Salemba Medika. 2007
Dinkes Propinsi Papua. 2016. Profil Kesehatan Propinsi Papua. Diakses pada tanggal 20 Maret 2019.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Published by : Universitas Widya Husada Semarang | ISBN : 978-602-60315-7-0 | |
MAP LOCATION |